Menteri Kehutanan
Kunjungi Wonogiri
WONOGIRI - Pemerintah Kabupaten mendapat kehormatan
menerima kunjungan kerja Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Zulkifli Hassan,
SE, MM, dan Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia yang diwakili Deputi
Koordinasi Bidang Ekonomi Makro dan Ekonomi Kementerian Perekonomian Bapak
Erlangga Mantik, Jumat (4/2). Hadir pula Gubernur Propinsi Jawa Tengah yang diwakili, Sekretaris
Daerah Propinsi Jawa Tengah Drs. Hadi Prabowo M.Si, serta pejabat Eselon I Kementerian
Kehutanan RI. Setelah diterima secara resmi di Pendopo Rumah Dinas Bupati, Bupati
Wonogiri H. Danar Rahmanto membawa membawa rombongan ke Desa Selopuro, Kecamatan Batuwarno, Wonogiri untuk
mengetahui lebih dekat kondisi yang ada di Wonogiri.
Bupati menjelaskan bahwa sebagian besar
rakyat Wonogiri adalah petani atau buruh tani. ”Karena itu konservasi tanah dan
lahan sangat penting untuk dilakukan. Hal tersebut bisa ditempuh antara lain
dengan selalu menjaga kelestarian hutan yang ada dengan pola pengaturan dan
pengelolaan lahan dan hutan yang terprogram dan terencana dengan baik.
Kesemuanya dapat berjalan lancar apabila didukung segenap elemen masyarakat
yang ada, baik pemerintah, masyarakat, juga pihak-pihak yang terkait,”
katanya.
Luas lahan di Kabupaten Wonogiri
terdapat 15 ribu hektar atau sekitar 8,4% hutan rakyat, 16 ribu hektar atau
8,9% hutan negara, dan tanah tegalan seluas 61 ribu hektar lebih atau 33,48%.
”Namun satu hal yang membanggakan, bahwa di Desa Selopuro dan Desa Sumberejo
Kecamatan Batuwarno telah dibentuk Kelompok Tani Hutan Rakyat Sertifikasi, yang
telah mampu membangun kesadaran warga masyarakat untuk turut serta mengelola
hutan rakyat dengan baik, melalui program Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat
(PHBM) sebagai salah satu model pengelolaan hutan di Indonesia,” imbuh Bupati.
Dikatakan bahwa Kelompok Tani Hutan
Rakyat Desa Selopuro dan Sumberejo telah mendapat sertifikasi PHBM, sehingga
melalui pasokan produksi hutan mampu menembus pasar nasional dan internasional.
Secara kasat mata, sertifikasi PHBM ini mampu memberikan nilai tambah yang luar
biasa bagi produksi hutan rakyat. ”Bisa dikatakan peningkatan kesejahteraan
rakyat melalui hutan rakyat telah kami rasakan.”
Dari beberapa keuntungan yang dapat
diperoleh dengan model pengelolaan hutan PHBM, yang terpenting dan sangat
mendasar, adalah proses konservasi hutan dan lahan telah tertanam menjadi
kesadaran masyarakat, sehingga dapat diminimalkan efek berantai dari buruknya
kerugian pengelolaan hutan.
Menteri Kehutanan dalam sambutannya
mengatakan bahwa sepanjang perjalanan keliling Wonogiri bersama rombongan,
terkagum-kagum dengan apa yang dilakukan masyarakatnya. “Di Wonogiri tidak
melihat lahan yang kosong, penuh tanaman dan gunung-gunung yang hijau.
Masyarakat demikian merupakan masyarakat ideal. Terimakasih pasa masyarakat
Wonogiri yang telah menjaga kelestarian alam dengan baik,” katanya.
Menteri berpesan agar masyarakat Wonogiri menjaga
lingkungan ada tidak tejadi dampak-dampak negatif lingkungan. Wonogiri adalah
hulu Bengawan Solo, sehingga punya peranan penting bagi masyarakat di sekitar
hulu sungai yang dilewati aliran sungai Bengawan Solo.
Dalam kesempatan tersebut, diserahkan
pula bantuan Kebun Bibit Rakyat (KBR) senilai Rp 1,3 M dari Kementerian
Kehutanan kepada Bupati Wonogiri, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank negeri
maupun swasta pada UMKM-UMKM yang ada di Kabupaten Wonogiri, dan bibit tanaman
secara simbolis. “Sejumlah 293 desa yang ada di Wonogiri semua mendapat bantuan
kebun bibit rakyat senilai 1,3 M tersebut. Per desa atau kelompok memperoleh Rp
50 juta rupiah,” kata Menteri.
No comments:
Post a Comment