BAB
I
PERKEMBANGAN
KEDUDUKAN DAN FUNGSI
BAHASA
INDONESIA
A. Perkembangan Bahasa Indonesia
Bangsa Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia
yang di pakai sekarang berasal dari bahasa melayu yang di pakai sekitar selat
Malaka.
Dahulu bahasa melayu berkedudukan sebagai bahasa daerah dan
bahasa perhubungan atau pergaulan (Lingua Franca) di wilayah Nusantara dan
sekarang berubah kedudukannya menjadi bahasa nasional dan bahasa negara. Melayu
sekarang berubah namanya menjadi bahasa Indonesia.
1. Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia
Kerajaan sriwijaya yang mulai muncul sebagai satu
pusat kekuasaan di Nusantara pada abad ke-7 menjadikan bahasa melayu sebagai
bahasa resmi kerajaan.
Pada masa
kerajaan Sriwijaya inilah bahasa Melayu sudah dikenal dan dipakai oleh berbagai
lapisan masyarakat di Nusantara.
* Contoh bahasa
yang diserap dari bahasa Sansakerta :
Boga, bangsa, percayam prakarsa, mahasiswa, puasa,
pulau, sementara, duta, usaha, usia, wahana, wibawa, emas.
Fase berikutnya, datanglah orang-orang Eropa seperti
Portugis, Spayol, dan Belanda untuk berdagang rempah-rempah di Nusantara ini.
Di samping berdagang, bangsa Eropa ini berusaha menguasai wilayah yang kaya
rempah-rempah ini.
Pemakaian bahasa melayu oleh orang Portugis,
Spanyol dan Belanda mendorong perkembangan bahasa melayu. Kontak antara bahasa
melayu dan bahasa Portugis, Spanyol dan Belanda menyebabkan bahasa melayu
menyerap kata-kata dari bahasa asing tersebut sehingga menambah kosa kata
bahasa melayu.
* Contoh
kata-kata yang diserap dari bahasa Portugis :
Eardu, palsu, ronda, sepatu, lemari, peluru,
bendera, jendela, serdadu.
* Contoh
kata-kata yang di serap dari bahasa Belanda :
Amandel, kelambu, longgar, bangsa, tempat pesawat
terbang, halte, spanduk, tambur, tekor, bengkel, serbet.
Pada perkembangan selanjutnya, datanglah orang-orang Arab
dan Persia di wilayah Nusantara untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam. Di
samping menggunakan bahasa melayu, mereka juga menggunakan bahasanya, yaitu bahasa
Arab dan Persia.
* Contoh
kata-kata yang diserap dari bahasa Arab :
Abad, munafik, musyawarah, rujuk, logat, hadiah,
serap, tokoh, wajah.
* Contoh
kata-kata yang diserap dari bahasa Persia :
Pasar, jam, tahta, syahbandar, pelita, lascar,
zamrud, kenduri, saudagar.
2. Bahasa Indonesia Sebelum Proklamasi
Kemerdekaan
Kesadaran untuk membebaskan diri dari kekuasaan
penjajah mulai terbentuk pada permulaan abad ke-20 dengan munculnya pergerakan
nasional yang dipelopori oleh beberapa tokoh cendikiawan Indonesia.
Usaha-usaha yang di lakukan cendikiawan Indonesia
pada waktu itu untuk memperkuat kedudukan bahasa melayu antara lain melalui :
1) Usaha anggota
dewan rakyat
2) Usaha balai
pustaka
3) Usaha kaum
pers, dan
4) Usaha kaum muda
Indonesia
Usaha-usaha itu akhirnya membuahkan hasil yaitu
pemerintah Hindia Belanda mengizinkan pemakaian bahasa melayu dalam setiap
persidangan dalam rakyat (Volksrad) dan dapat dipakai dalam berkomunikasi luas.
Hal ini terjadi sejak tahun 1918.
Pemuda-pemuda Indonesia mengangkat bahasa melayu
sebagai bahasa persatuan dengan nama “Bahasa Indonesia”. Pernyataan diikrarkan
melalui sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Untuk mengatasi berbagai rintangan itu, bangsa Indonesia
melakukan berbagai upaya antara lain, mengadakan kongres Bahasa Indonesia I di
Solo pada tahun 1938.
Tujuan kongres itu antara lain, memperkuat kedudukan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional.
Jepang pada awal kedatangannya mengeluarkan
maklumat yang berisi :
1) Melarang
penduduk, baik pribumi maupun orang asing menggunakan bahasa musuh (bahasa
Belanda)
2) Bahasa yang
digunakan bahasa Indonesia,
Semua nama badan, kantor, toko dan sejenisnya yang
menggunakan bahasa Belanda (bahasa asing) harus diganti dengan kata bahasa
Indonesia dan barang siapa yang melanggar ketentuan tersebut akan di hukum
sesuai dengan ketentuan dainippon.
Usaha ini tidak membuahkan hasil karena Jepang pada
tahun 1945 harus menyerah tanpa syarat kepada tentara sekutu, sehingga
mendorong bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
3. Bahasa Indonesia Sesudah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun
1945, bahasa Indonesia semakin mantap kedudukannya. Perkembangannya cukup
pesat. Pada masa ini bahasa Indonesia banyak menyerap kata yang berasal dari
bahasa Inggris, sebagai bahasa Internasional yang paling luas pemakaiannya.
* Contoh
kata-kata yang diserap dari bahasa Inggris :
Komplit, kiper, iustrum, poles, waduk, akta,
hipokrit, justru, monogamy.
B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indoensia
Kedudukan bahasa Indonesia sebagaimana yang telah
menjadi kebijaksanaan pemerintah berkaitan dengan proses yang dialami bahasa
Indonesia. Kebijaksanaan pemerintah ini di taungkan dalam politik bahasa
nasional yang berisi kedudukan bahasa Indonesia yang meliputi :
1) Sebagai bahasa
nasional, dan
2) Sebagai bahasa
negara.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
atau bahasa persatuan timbul sejak dicetuskannya Sumpah Pemudah pada tanggal 28
Oktober 1928.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
dimiliki oleh bangsa Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 bab XV,
pasal 36 yang berbunyi “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.
Fungsi bahasa Indonesia berhubungan erat dengan
kedudukan yang dimiliki bahasa Indonesia. Fungsi bahasa Indonesia dapat di
tinjau dari dua segi, yaitu sebagai berikut :
1) Fungsi bahasa
Indonesia dalam kaitanya dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasinal.
2) Fungsi bahasa
dalam kaitannya dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
Ø Fungsi
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional :
1) Lambang
kebangsaan nasional
2) Lambang
identitas nasional
3) Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai
suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke
dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
4) Alat perhubungan antar budaya dan antar
daerah.
Ø Fungsi
bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara yaitu :
1) Bahasa
resmi kenegaraan
2) Bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan
3) Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan
4) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
C. Menumbuhkan Sikap Positif Terhadap
Pemakaian Bahasa Indonesia
Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia menjadi
tanggung jawab setiap putra-putri bangsa Indonesia. Perwujudannya meningkatkan
dan memuput rasa sadar bahasa dan sikap bahasa Indonesia yang positif dalam
menggunakan bahasa indonenisa secara baik dan benar.
BAB II
PENGEMBANGAN
KOSA KATA BAHASA INDONESIA
A. Pendahuluan
Sejarah perkembangan bahasa
Indonesia menunjukkan bahwa bahasa persatuan bangsa Indonesia yang resmi
disebut bahasa Indonesia sejak hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,
berasal dari bahasa melayu.
Yang dimaksud dengan bahasa melayu
disini adalah bahasa melayu modern, yaitu bahasa melayu yang telah diperkaya
dengan kata-kata dan istilah-istilah dari berbagai bahasa daerah, dari berbagai
bahasa daerah, yang ada seperti bahasa Jawa, Sunda, Minangkabau, dan
bahasa-bahasa asing, meliputi bahasa Sansakerta, Arab, Cina, Persia, Belanda,
Portugis, dan bahasa Inggris.
Hal yang disebut diatas itu
dapat terlihat antara lain pada penggunaan kata-kata saya, nama, guru, ketika
dan mutiara yang tidak dikenal sebagai kosa kata dari bahasa sansakerta, badan,
sial, awal, berkat, dan pasal yang tidak dirasakan lagi sebagai kosa kata dari
bahasa Arab, jendela, bendera, kemeja, dan minggu tidak lagi di kenal sebagai
kosa kata bahasa Portugis, dari buku, bangku, lampu dan sirsak, yang tidak lagi
dihubungkan dengan kosa kata bahasa Belanda. Dalam pengembangan kosa kata
bahasa Indonesia selanjutnya, kosa kata bahasa daerah yang ada kosakata
bahasa-bahasa asing masih tetap menjadi sumber pengembangan di samping
kosakata.
B. Pengertian
dan Ruang Lingkup
Kosakata bahasa Indonesia
mencakup kata-kata dan istilah dalam bahasa Indonesia. Kata dasar dan istilah
ialah satuan gramatikal terkecil yang menjadi dasar rekayasa bahasa. Kata ialah
satuan gramatikal terkecil yang dapat berdiri sendiri dan mendukung makna
tertentu. Istilah ialah kata atau kelompok kata yang dengan tepat mengungkapkan
makna konsep proses dan keadaan atau sifat yang dimaksud.
Kata-kata dan istilah dalam
kosakata bahasa Indonesia sebagahagian besar dapat ditemukan di dalam dua
kampus resmi, bahasa resmi yaitu kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S.
Poerwadarminta (1982) dan kamus besar bahasa Indonesia susunan pusat pembinaan
dan pengembangan bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (1988).
Usaha-usaha tersebut terutama
dilakukan oleh pusat pemninaan dan pengembangan bahsa dengan bantuan berbagai
pihak antara lain para pakar bahasa, pemuda masyarakat, dan media masa, baik
pada bidang penerbitan maupun pada bidang penyiaran.
Pada tahun 1975 tentang
pedoman umum pembentukan istilah yang memberikan patokan yang melengkapi
masalah pemebentukan dan penggunaan istilah sebagai bagian sarana pengayaan
kosakata bahasa Indonesia.
C. Pengembangan
Kosakata Bahasa Indonesia
Kosakata bahasa Indonesia
terus bertambah dan berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan dan
kebutuhan hidup manusia Indonesia. Bahasa yang lengkap sebagai alat komunikasi
yang ampuh mencakup seluruh bidang kehidupan, terutama bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi, makin mendesak pemenuhan kebutuhannya. Dalam pedoman pembentukan
istilah telah di gariskan ketentuan mengenai sumber kosakata bahasa Indonesia,
perioritas kedua pada kosakata bahasa serumpun dan prioritas ketiga pada
kosakata bahasa asing.
1. Kosakata
Bahasa Indonesia
Pengambilan kata dan istilah
bahasa Indonesia diprioritaskan pada kosakata bahasa Indonesia itu sendiri,
yaitu dari kosakata umum baik yang lazim maupun tak lazim.
Kata-kata seperti inilah yang perlu di
tampilkan kembali bila sesuai kata dan istilah yang dibutuhkan yang selama ini
hanya diwakili kata/istilah asing, baik yang masih sesuai dengan aslinya dalam
asing maupun yang telah di serap.
Beberapa contoh kata/istilah
baru bahasa Indonesia dengan sumber kosakata bahasa Indonesia terdapat pada
kalimat-kalimat berikut :
1) Alat
canggih komputer sekarang ini mulai memasyarakat.
Canggih mengandung makna
rumit, rewet pelik atau modern.
2) Limbah
pabrik mencemarkan air di daerah sekitarnya.
Limbah mengandung makna air
buangan pabrik atau sisa proses produksi.
3) Pengelola
perusahaan itu sesorang sarjana wanita
Pengelola bermakna mengelola
atau memimpin dan dipakai sebagai pedoman kata serapan manager.
Pengelola yang berasal dari
kata dasar kelola di jadikan sebagai pedoman kata manajemen.
4) Korupsi
merupakan salah satu kendala yang mengganjal pembangunan kendala, bermakna
halangan, rintangan, pembatas gerak berupa faktor atau keadaan yang membatasi
atau menghalangi pencapaian sasaran.
5) Ia
memilih perusahaan itu sebagai mitra dagangnya.
Mitra, bermakna teman, rekan,
kawan kerja atau pasangan kerja.
6) Sekedar
menambah-nambah penghasilan sesudah pension aku menekuni pialang.
Pialang bermakna perantara
dalam kegiatan jual beli kata pialang merupakan pedoman kata serapan makelar.
2. Kosakata
Bahasa Serumpun
Kosakata bahasa-bahasa daerah
yang tergolong bahasa serumpun dapat dimanfaatkan untuk memperkaya kosakata
bahasa Indonesia. Dengan demikian, bila dalam kosakata bahasa Indonesia tidak
ditemukan kata atau istilah yang dapat dengan tepat mengungkapkan makna konsep,
proses, atau sifat yang dimaksud, maka kata tau istilah itu dapat diambil dari
kosakata salah satu bahasa daerah yang ada.
Beberapa kalimat berikut ini
menampilkan kata atau istilah baru bahasa Indonesia diambil dari kosakata
bahasa daerah, yaitu bahasa Jawa.
1) Demonstrasi
itu merupakan penjejewantahan tidak puas para pelakunya.
Penjejewantahan mengandung
makna perwujudan, dari kata dasar ejawantah, kata ini di pakai sebagai pedoman
kata serapan manifestasi.
2) Penginggalan
sejarah di usahakan lestari
Lestari bermakna kekal,
seperti keadaan semula, dapat bertahan lama, atau suatu kedaan yang tetap atau
hamper tidak berubah.
3) Kalimat-kalimatnya
selalu lugas, tanpa embel-embel.
Lugas bermakna seperlunya apa
adanya, yang penting-penting atau yang pokok-pokok saja.
4) Kesinambungan
pembangunan dari pelita ke pelita harus tetap dipelihara
Kesinambungan bermakna
kelanjutan dan dipakai sebagai pedoman kata serapan kontinuitas dari kata dasar
sinambung.
Berkesinambungan maknanya
berkelanjutan, kata serapannya kontmu.
5) Para
mahasiswa baru diharuskan mengikuti penataran P4 sebelum memasuki masa
perkuliahan
Penataran bermakna peningkatan
mutu pengetahuan dan keterampilan, dari kata dasar tatar, bahasa Inggris up grading, kata dasar tatar dapat
menurunkan kata penatar yang menatar
penatar yang di tatar.
6) Organisasi
merupakan wadah kegiatan pemuda
Wadah mengandung makna tempat
meletakkan sesuatu.
3.
Kosakata Bahasa Sunda
Beberapa kalimat berikut ini
menampilkan kata atau istilah bahasa Indonesia yang berasal dari kosakata
bahasa daearh Sunda.
1) Sampel
penelitian ini diambil secara acak
Acak mengandung makna
sembarang pedoman kata serapan arbitrer sewenang-wenang.
2) Belantika
music Indonesia semakin maju
Belantika mengandung makna
kegiatan jual beli, bisnis di dunia permusikan.
3) Anda
termasuk jenis binatang langka yang dilindungi negara. Langka bermakna jarang
ada, jarang di dapat, jarang terjadi.
4) Pasien
itu mulai meringis-ringis menahan nyeri.
Nyeri bermakna merasa sakit
seperti ditusuk-tusuk yang menimbulkan penderitaan.
4. Kosakata
Bahasa Minangkabau
1) Anjuran
hidup sederhana merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kesenjangan di
antara yang kaya dan yang miskin.
2) Piawai
bermakna pandai, cakap, dendekia atau cerdik, arti kiasannya “betul atau adil”
Pribahasa “bungkai yang
piawai” artinya anak timbangan yang betul.
5. Kosakata
Bahasa Palembang
1) Mantan
bermakna bekas pemakaian jabatan/kedudukan yang sudah tidak aktif lagi.
2) Mangkas
bermakna manjur, mustajab, berhasil guna dan di pakai sebagai pedoman kata
serapan efektif.
Sangkil bermakna sampai kena,
mengenai tetap, tetap guna dan berdaya guna, dan di pakai sebagai demona kata
serapan efisien.
6. Kosakata
Bahasa Asing
Pengambilan kata dan istilah
asing itu sekarang cenderung mengutamakan kata dan istilah dari bahasa Inggris
yang pemakaiannya sudah bersifat internasional. Ejaannya di usahakan mendekati
sumber, tanpa mengakbatkan segi lafalnya.
Contoh :
Linguistik, linguis, struktur,
struktual, teori, teoritas, praktik, praktisi, praktikum, analisis, hipotesis,
birokrasi, debirokratisasi, deregulasi, regulasi.
Dalam hal ini pengguna bahasa
Indonesia sebaiknya memilih menggunakan kata dan istilah dalam bahasa Indonesia
tersebut.
1) Pedoman
Usur Serapan
Beberapa kata dan
istilah yang diserap dari kosakata bahasa asing yang telah mendapat pedoman
dalam bahasa Indonesia terlihat pada kalimat-kalimat berikut :
1) Memantau di pakai sebagai pedoman kata serapan memonitor
dari pasar pantau.
2) Peringkat, di pakai sebagai pedoman kata serapan rangking
yang bermakna tingkatan.
3) Lentur, di pakai sebagai pedoman kata serapan fleksibel
yang bermakna lemas, lemes, tidak kaku.
4) Pemandu, di pakai sebagai pedoman kata serapan moderator yang bermakna pengarah, penunjuk
jalan, yaitu orang yang memandu suatu diskusi atau pembicara.
5) Penyunting, di pakai sebagai pedoman kata serapan editor
bermakna orang yang menyunting atau menyiapkan dan menyempurnakan suatu naskah
sebelum di cetak atau di terbitkan.
6) Pramusaji, di pakai sebagai pedoman kata serapan catering,
bermakna orang yang melayani pesanan makanan dan minuman.
BAB III
KATEGORI DAN BENTUKAN
KATA
A. Pendahuluan
Kata-kata dalam bahasa
Indonesia terdapat dalam lima kategori meliputi (1) verba atau kata kerja, (2)
nomina atau kata benda (3) ajektiva atau kata sifat, (4) adverbial atau kata
keterangan, dan (5) kata tugas. Kata tugas sendiri terdiri atas preoisisi atau
kata depan, konjungsi atau kata sambung, interjeksi atau kata seru. Artikel
atau kata sandang, dan partikel atau klitika penekan/penegas.
B. Verba
Verba atau kata kerja dihubungkan
bentuknya terdiri atas verba asal dan verba turunan. Verba ialah verba yang
berdiri sendiri tanpa afik, seperti kata-kata ada, bangun, dan terbang. Verba
turunan ialah verba dengan afiks verba reduplikasi dan verba majemuk.
1. Verba
dengan Afiks
Verba dengan afiks meliputi
verba dengan prefix, verba dengan prefix, verba dengan sufiks dan verba dengan
gabungan prefix dan sufiks.
1) Verba
dan Priveks
Prefix verba meliputi
prefix verba meng, di-, be-, ter-, dan per-, seperti kata menggambar, di bawa,
berlari, terangkat dan terbanyak.
1) Prefiks Meng-
Prefiks meng- meliputi
seperangkat alomorf yang berwujud mem-, men-, meny-, me-, dam menge-, yang
masing-masing terbentuk sesuai dengan awal kata dasar yang disertai prefix
meng-, tersebut.
# Bentuk mem- : membaca, memahat,
memfitnah, menyusun (kata dasarnya diawali dengan fonem / b /, / p /, / f /,
dan fonem tak bersuara / p / luluh)
# Bentuk men- : mendapat, menari,
menjawab, mencoba dan menziarahi (i) kata dasar di awali dengan fonem / d /, /
t /, / j /, / c /, / z /, dan fonem tak bersuara adalah / t /t luluh.
Pengusaan terhadap
ketepatan penggunaan bentuk meng- tersebut sangat penting dalam menentukan yang
baku diantara bentuk-bentuk kembar yang ditemukan.
Misalnya, sebab kata dasar
diawali konsonan tak bersuara / k / yang luluh. Begitupun antara mengubah dan
berubah, yang baku adalah mengubah, sebab kata dasarnya ubah, di awali fonem
vocal / u / yang harus di sertai bentuk meng- .
Ada juga bentuk kembar
dengan prefks meng-, yang berterimah, yaitu jika kedua bentukan itu
masing-masing di perlukan dalam makna yang berbeda. Misalnya mengaji ataua
mengkaji dengan konsoan tak bersuara / k / tidak luluh. Kata mengaji menyatakan
makna mendasar atau membaca kitab suci qur’an. Adapun kata mengkaji menyatakan
makna belajar atau mempelajari dalam hubungan menyelidiki, meneliti atau
menelaah sesuatu.
Contoh :
1) Anak-anak mengaji di surau
2) Cukup luas kesempatan mengkaji bahasa-bahasa
daerah Indonesia.
2) Prefiks ber-
Hal ini berhubungan
dengan proses pengalawarasan atau disimilasi, yaitu fonem / r / pada bentuk
ber- yang sama dengan yang ada pada kata dasar di hilangkan atau dig anti
dengan fonem / I /
# Bentuk be- : berasa, berada, berumput, bekerja, beserta,
beternak, (berubah menjadi be- apabila menyertai kata dasar yang diawali oleh /
r / atau suku pertamanya berakhir dengan –er )
# Bentuk be- : belajar (bentuk dasar ajar)
2) Verba
dengan Sufiks
Ada dua macam sifks
verba, yaitu –kan dan –i. bentukan dengan sufiks –kan dan –I tanpa kombinasi
dengan prefix menyatakan perintah, seperti pada kata letakkan, bukukan, taburi
dan hindari.
Contoh :
1) Letakkan buku itu diatas meja
2) Pesemaian itu taburi degnan pupuk.
3) Verba
degnan Gabungan Prefiks dan Sufiks
Verba dengan gabungan
prifeks dan sufiks baik tanpa bentuk dasar verba maupun bentuk dasar kategori
lain meliputi bentuk-bentuk berikut :
# Meng- + -kan : membacakan, menggerakkan, menantikan
# Meng- + -I : merestui, mendekati, merenungi.
# Per- + -I : perbaiki, peringati, perlengkapi.
# Per- + -kan : perlihatkan, pertontonkan, pertahankan.
4) Verba
Reduplikasi
Pengulangan pada verba
dapat terjadi baik pada bentuk asal maupun pada bentuk turunan, seperti contoh
berikut :
# Bentuk dasar # Bentuk reduplikasi
- Makan > makan-makan
- Duduk > duduk-duduk
- Ber > berlari-lari
1. Nomina
dengan Afiks
Nomina dengan afiks di
kelompokkan atas (1) nomina dengan prefix ke- dan konfols ke- + -an, (2) nomina
dengan prefiks peng- dan konfiks peng- + -an, (3) nomina dengan prefiks per-
dan konfiks peng- + -an (4) nomina dengan afiks sufiks. (5) nomina dengan
infiks, dan (6) nomina dengan afiks serapan. Kelima jenis nomina tersebut akan
di jelaskan secara singkat pada uraian berikut :
1) Nomina
dengan Prefiks dan Konfiks ke- + -an.
2). Nomina
dengan Prefiks Peng- dan Konfiks Peng- + -an
3) Nomina
dengan Prefiks Per- dan Konfiks Per- + -an
Nomina dengan prefiks
per- menyatakan hal atau barang, keadaan, dan pelaku, seperti pada kata-kata
perjaka, persegi, pertama, pedagang dan pelajar. Nomina dengan per- + -an
menyatakan keadaan hal dan letak atau wilayah seperti pada kata-kata
perjanjian, perlawanan, perseorangan dan perkampungan. Beranologi pada bentuk
per- + -an seperti pada perdagangan dalam hubungan dengan verba berdagang,
lahirlah bentukan-bentukan dengan per- + -an lainnya seperti perikanan,
perdagangan, perkapalan, perbukuan, persusuan dan pelistrikan. Demikian yang
berhubungan dengan verba berlari. Lahirlah kata-kata seperti pegulat dan
pevoli.
Contoh :
1. Perpustakaan menangani masalah perbukuan secara luas.
2. Usaha persusuan di bidang perternakan makin maju.
Bandingkan :
Bentuk pe- dan pe + -an
Alomorf
peng dan peng- + -an
|
Bentuk
pe- dan pe- + -an
Alomorf
per- dan per- + -an
|
Penyerta
Peratan
Penyapa
Pengembangan
Pelatih
Pelarian
Pengotaan
|
Peserta
Petatar
Pesapa
Perkembangan
Pelatih
Pelarian
Perkotaan
|
4). Nomina
dengan Sufiks –an
5) Nomina
dengan Infiks
6) Nomina
dengan Serapan
2. Reduplikasi
Nominan
Reduplikasi nominan adalah
proses pengulangan kata-kata nomina, baik secara utuh maupun secara sebahagian,
yang meliputi pengulangan utuh, pengulangan sebahagian, pengulangan yang
disertai afiksasi, pengulangan saling suara, dan pengulangan suku awal.
1) Pengulangan
Utuh
2) Pengulangan
Sebahagian
3) Pengulangan
yang di Sertai Afikasasi
4) Pengulangan
Salin Suara
5) Pengulangan
Suku Awal
3. Kata
Majemuk Nomina
Kata majemuk nomina ialah
gabungan morfem dengan kata atau kata dengan nomina yang menimbulkan pengertian
baru atau khusus, meliputi kata majemuk koordinatif, kata majemuk subordinatif,
dan kata majemuk gabungan.
1) Kata
Majemuk Koordinatif
Kata majemuk
koordinatif adalah kata majemuk yang di bangun dengan dua kata yang sejajar,
seperti tanah air, darah daging, sepak terjang, peyebarluasan,
perkembangbiakan, dan kesatupaduan.
2) Kata
Majemuk Subordinatif
Kata majemuk
subordinatif adalah kata majemuk yang dibangun dengan kata-kata yang tidak
sejajar atau yang tidak sama kategorinya, seperti kutu buku, ganti rugi, unjuk
rasa, penyaluganaan, penyakit menular, pengetahuan umum, dan saudara sepupu.
3) Kata
Majemuk Gabungan
Kata majemuk gabungan
terdiri atas bentuk bebas disertai unsur gabungan berupa bentuk terikat
(seperti antar-, maha-, nir-, pasca-, sub-, dll.
Yang ditulis serangkai dengan
bentuk bebas yang di ikutinya.
4. Pronomina
dan Numeralia
Pronominal atau kata ganti
ialah kata yang dipakai mengacu ke nomina lain atau dapat menggantikan nomina
lain.
Pronominal terbagi atas pronominal
persona, pronominal penunjuk, dan pronominal penanya. Adapun numeralia atau
kata bilangan ialah kata yang dipakai untuk menghimpun banyaknya wujud (berupa
orang, barang atau benda) dan konsep.
1) Pronomina
Persona
2) Pronomina
Penunjuk
3) Pronomina
Penanya
4) Numeralia
D. Ajektiva
Ajektiva
atau kata sifat ialah kata yang di gunakan untuk mengungkapkan sifat atau
orang, binatang, atau benda.
1. Ajektiva Asal
Ajektiva asal ialah ajektiva
yang berdiri sendiri sebagai bentuk bebas. Misalnya pandai, anggun, menawan,
merah dan putih.
2. Ajektiva Turunan
Ajektiva reduplikasi ialah
ajektiva yang disertai afiks.
3. Ajektiva Reduplikasi
Ajektiva reduplikasi ialah
ajektiva yang mengalami pengulangan berupa pengulangan utuh kata asal ataupun
pengulangan di sertai afiks.
E. Adverbia
Adverbial atau yang biasa
disebut dengan kata keterangan ialah kata yang member keterangan pada verba,
ajektiva dan nomina predikat atau kalimat.
Menurut bentuknya terdiri atas
adverbial asal dan adverbial turunan. Adverbial asal hanya berupa satu morfen
(monomerfis), sedangkan adverbial turunan berupa kata yang terdiri atas dua
buah morfen atau lebih (polimorfemis).
Jenis-jenis adverbial yaitu :
1) Adverbia
asal dan,
2) Adverbia
turunan.
Contoh :
1. Sebaiknya
engkau datang
2. Mudah-mudahan
cita-citamu cepat tercapai.
F. Kata
Tugas
Berdasarkan peranannya dalam
prasa dan kalimat, kata tugas di bagi menjadi lima kelompok, yaitu preposisi,
konjungsi, injerjeksi, artikel dan partikel.
1 Preposisi
2. Konjungsi
Konjungsi atau kata sambung
ialah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Di samping itu,
konjungsi dapat pula menghubungkan kata-kata dalam frasa konjungsi dalam
hubungan dengan pelaku sintaksis di bagi atas lima kelompok, yaitu konjungsi
koordinatif, subordinatif, konjungsi, korelatif, konjungsi antarkalimat, dan
konjungsi antarparagraf.
1) Konjungsi
Koordinatif
Konjungsi koordinatif
yaitu konjungsi yang menyatukan hubungan setara terdiri atas kata tugas dan
yang menandai hubungan menambah, atau yang menandai, hubungan pemilihan, tetapi
yang menandai perlawanan.
Contoh : anak itu tidak boleh,
tetapi kurang giat belajar.
2) Konjungsi
Subordinatif
Konjungsi suborniatif
yaitu konjungsi yang menyatakan hubungan bertingkat, dengan perincian berikut :
- Konjungsi subordinatif waktu
- Konjungsi subordinatif syarat
- Konjungsi subordinatif pengendalian
- Konjungsi subordinatif tujuan
- Konjungsi subordinatif konsesif
- Konjungsi subordinatif pemiripan
- Konjungsi subordinatif penyebaban
- Konjungsi subordinatif pengakibatan
- Konjungsi subordinatif penjelasan
- Konjungsi subordinatif cara
3) Konjungsi
Korelatif
Konjungsi konelatif
ialah konjungsi yang menghubungkan dua kata frasa atau klausa yang memiliki
status sintaksis yang sama.
Contoh :
1. Demikian tekan dia belajar sehingga lupa mandi dan makan.
2. Jangankan engkau adiknya akupun kakaknya tidak di indahkannya.
3. Entah di termia entah tidak, dia tetap mengusulkan hal itu.
4) Konjungsi
Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Terdiri atas kata-kata
seperti biarpun, kemudian tambahan pula, bahwa, bahkan, malahan tetapi, namun,
dengan demikian oleh sebab itu, dan selama itu.
3. Interjeksi
Interjeksi atau kata seru
ialah kata tugas yang mengukapkan rasa hati manusia.
4. Artikel
Artikel adalah kata tugas yang
membatasi makna jumlah nomina.
5. Partikel
Partikel atau klitika
penekan/penegas terdiri atas, lah, pun, tah, dan kah
SOAL TANYA JAWAB
100 NOMOR
1. Kapan kerajaan Sriwijaya mulai muncul ?
Jawab : Kerajaan Sriwijaya mulai muncul sebagai
satu pusat kekuasaan di Nusantara pada abad ke-7, menjadikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi kerajaan.
2. Sebutkan contoh kata-kata yang diserap
dari bahasa sanskerta ?
Jawab : Contoh kata yang diserap dari bahasa
sanskerta yaitu ?
Boga, bangsa,
percaya prakasa, mahasiswa, puasa, pulau, sementara, duta, usaha, wahana,
wibawa, emas.
3. Sebutkan contoh kata-kata yang diserap
dari bahasa arab !
Jawab : Contoh kata-kata yang di serap dari
bahasa arab yaitu :
Abad, munafik,
musyawarah, rujuk, logat, hadia, serap, tokoh, wajah.
4. Sebutkan contoh kata-kata yang diserap
dari bahasa versia ?
Jawab : Contoh kata-kata yang diserap dari bahasa
versia yaitu
Pasar, jam,
tahta, syahbandar, pelita, laskar, zamrud, kinduri, saudagar.
5. Sebutkan usaha-usaha yang dilakukan
cendikiawan Indonesia pada waktu itu untuk memperkuat kedudukan bahasa Melayu ?
Jawab : 1) Usaha
Anggota Dewan Rakyat.
2) Usaha Badai Pustaka
3) Usaha kaum pers, dan
4) Usaha kaum muda Indonesia.
6. Sebutkan contoh kata-kata yang diserap
dari bahasa Inggris ?
Jawab : Contoh kata-kata yang diserap dari bahasa
inggris yaitu
Complit,
kiper,lustrum, poles, waduk, akta, hipokrit, justru monogamy.
7. Sebutkan 2 fungsi bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional ?
Jawab : 2 fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional yaitu :
1) langsa kebangsaan nasional.
2) lambang identitas nasional.
8. Sebutkan 2 fungsi bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara !
Jawab : 2 fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara yaitu :
1) bahasa resmi kenegaraan.
2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
9. Siapa penanggung jawab pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia ?
Jawab : Penanggung jawab Pembina dan pengembangan
bahasa Indonesia adalah setiap putra-putra bangsa Indonesia.
10. Apa yang dimaksud dengan bahasa Melayu ?
Jawab : Yang dimaksud dengan bahasa melayu adalah
bahasa melayu modern, yaitu bahasa melayu yang diperkaya dengan kata-kata dan
istilah-istilah dari berbagai bahasa daerah.
11. Apa yang dimaksud dengan kata dasar dan
istilah ?
Jawab : Yang dimaksud dengan kata dasar dan
istilah adalah satuan gramtikal yang menjadi dasar rekayasan bahasa.
12. Apa yang dimaksud dengan kata ?
Jawab : Yang dimaksud dengan kata ialah satuan
gramatikal yang diperkecil.
13. Apa yang dimaksud dengan istilah ?
Jawab : Yang dimaksud dengan istilah ialah kata
atau kelompok kata dengan tepat mengungkapkan makna konsep yang dengan tepat
mengungkapkan makna konsep, proses dan keadaan atau sifat yang dimaksud.
14. Sebutkan 2 contoh kata/istilah baru bahasa
Indonesia dengan sumber kosakata bahasa Indonesia !
Jawab : 1). Alat
canggih komputer sekarang ini memulai memasyarakat.
2). Limbah pabrik mencemarkan air di daerah
sekitarnya.
15. Jelaskan apa yang dimaksud korupsi ?
Jawab : Korupsi merupakan salah satu kendala yang
mengganjal pembangunan. Kendala bermakna halangan, rintangan, pembantas gerak
berupa factor atau keadaan yang membatasi atau menghalangi pencapaian sasaran.
16. Apa yang dimaksud dengan demokrasi itu ?
Jawab : Yang dimaksud dengan demokrasi itu
merupakan pengejawantahan perasaan tidak puas para pelakunya.
17. Bagaimana peninggalan sejarah di usahakan
tetap lestari ?
Jawab : Peninggalan sejarah di usahakan tetap
lestari.
Lestari
bermakna kekal, seperti keadaan semula dapat bertahan lama, atau suatu keadaan
yang tetap atau hamper tidak berubah.
18. Apa yang dimaksud dengan organisasi ?
Jawab : Organisasi merupakan wadah kegiatan
pemuda, wadah mengandung makna tempat melaksanakan sesuatu.
19. Termasuk apakah anoa itu ?
Jawab : Anoa termasuk jenis binatang langka yang
dilindungi negara.
20. Apa makna langka itu ?
Jawab : Langka bermakna jarang ada, jarang
didapat, jarang terjadi.
21. Sebutkan 2 contoh kosakata bahasa
Minangkabau !
Jawab : 2 contoh kosakata bahasa Mingangkabau
yaitu :
1) Anjuran hidup sederhana merupakan salah
satu upaya untuk mengatasi kesenjagan di antara yang kaya dan yang miskin.
2) Beliau termasuk seorang yang sangat piawai
di bidang matematika.
22. Siapakah tokoh penyunting buku tata bahasa
Indonesia ?
Jawab : Tokoh penyunting buku tata bahasa
Indonesia adalah Prof. Dr. Anton M. Moelino.
23. Apa yang dimaksud dengan Verba ?
Jawab : Verba ialah verba yang berdiri sendiri
tanpa afik, seperti kata-kata ada, bangun, dan terbangan.
24. Apa yang dimaksud dengan Verba Turunan ?
Jawab : Verba turunan adalah verba dengan afiks, verba
reduplikasi, dan verba majemuk.
25. Sebutkan 3 kategori yang terdapat dalam
bahasa Indonesia ?
Jawab : 3 kategori yang terdapat dalam bahasa
Indonesia meliputi :
1) Verba atau kata kerja
2) Nomina atau kata benda
3) Ajektiva atau kata sifat.
26. Sebutkan beberapa contoh dalam bentuk mem- !
Jawab : Bentuk mem- > membaca, memahat,
memfitnah, menyusun (kata dasarnya di awali dengan fonem /b/p/f/v, dan fonem
tak bersuara /p/ luluh).
27. Sebutkan berapa contoh dalam bentuk men- !
Jawab : Bentuk men- > mendapat, menari,
menjawab, mencoba, dan menziarahi (1) (kata dasarnya diawali dengan fonem
/d/t/o/z/ dan fonem tak bersuara /t/ luluh).
28. Sebutkan beberapa contoh bentuk menge- !
Jawab : Bentuk menge- > mengecat, mengelas,
mengebom (kata dasar terdiri atas satu suku kata).
29. Sebutkan beberapa contoh bentuk be- !
Jawab : Bentuk be- > belajar (bentuk dasar
ajar).
30. Sebutkan dua macam sifks verba !
Jawab : Dua macam sifks verba, yaitu –kan dan –i
31. Sebutkan dua contoh verba dengan sufiks !
Jawab : 1) Letakkan
buku itu diatas meja
2) Pesemalan itu taburi dengan pupuk
32. Sebutkan tiga bentuk perbandingan antara
bentuk dasar dan bentuk reduplikasi !
Jawab : Bentuk dasar Bentuk reduplikasi
Makan makan-makan
Duduk duduk-duduk
Berlari berlari-lari
33. Sebutkan empat pengelompokan nomina dengan
afiks !
Jawab : 1) Nomina
dengan prefiks ke- dan konfols ke- + -an !
2) Nomina dengan prefiks peng- dan konfliks
peng + -an
3) Nomina dan profiks per- dan konfliks per-
+ -an.
4) Nomina dengan afiks sufiks.
35. Termasuk apakah keluarga berencana itu ?
Jawab : Keluarga berencana termasuk dalam salah
satu usaha pemecahan masalah kependudukan.
36. Sebutkan
dua contoh seperti pengulat dan perolit !
Jawab : Dua contoh seperti pengulat dan perolit
1) Perpustakaan menangani masalah perbukuan
2) Usaha persusuan di bidang peternakan makin
maju.
37. Sebutkan dua contoh kata dasarnya
masing-masing diawali dengan fonem /s/ dan /w/
Jawab : Contoh :
1) Peresmian gedung baru Bank Rakyat
Indonesia berlangsung meriah.
2) Pewilayahan komoditas di Sulawesi mulai di
galakkan.
38. Sebutkan empat perbandingan bentuk pe- dan
pe- + -an alomorf peng dan peng- + -an, dan bentuk pe- dan pe- + -an, per- dan per- + -an. !
Jawab : Penyerta Peserta
Penatar Petatar
Penyapa Pesapa
Pengembangan Perkembangan
39. Tuliskan contoh bentuk kata penyerta !
Jawab : Saya di tunjuk sebagai salah seorang
penyerta rombongan peneliti ke daerah itu (penyerta bermakna yang menyertai/mendampingi).
40. Tuliskan contoh bentuk kata peserta !
Jawab : Peserta penelitian itu terdiri atas
beberapa orang dosen dan mahasiswa (peserta bermakna yang beserta atau yang
mengambil bagian).
41. Disebut apakah pada pengulangan ?
Jawab : Pada pengulangan yang disebut pengulangan
salin suara, kata yang diulang mengalami perubahan vocal yang menjadi rangka
dasar kata tersebut.
42. Sebutkan contoh pengulangan sebahagian !
Jawab : Contoh pengulangan sebahagian :
1) Pelaksanaan hukum mati Basri Massa menjadi
topik utama di surat kabar di seluruh tanah air.
2) Pokok-pokok bahasa mata kuliah ini dibagi
dalam empat belas satuan acara belajar.
43. Sebutkan satu contoh pengulangan yang
disertai afikasasi !
Jawab : Contoh pengulangan yang disertai
afikasasi :
# Anak-anak itu asyik membuat
bangun-bangunan dari pasir (bangun-bangunan bermakna menyerupai bangunan).
44. Sebutkan satu contoh pengulangan suku awal !
Jawab : Rerata hasil akhir kelas itu cukup tinggi
dibandingkan dengan kelas-kelas lain (rerata sama dengan rata-rata).
45. Apa yang dimaksud dengan kata majemuk nomina
?
Jawab : Kata majemuk nomina ialah gabungan morfem
dengan kata atau kata yang menimbulkan pengertian baru dan khusus.
46. Sebutkan bagian kata majemuk nomina !
Jawab : Bagian kata majemuk nomina.
1) Kata majemuk koordinatif.
2) Kata majemuk subordinatif, dan
3) Kata majemuk gabungan.
47. Apa yang dimaksud dengan kata majemuk
koordinatif ?
Jawab : Kata majemuk koordinatif adalah kata
majemuk yang dibangun dengan dua kata yang sejajar.
48. Sebutkan bagian kata majemuk koordinatif !
Jawab : Bagian kata majemuk koordinatif seperti
tanah air, darah daging, sepak terjang, penyebar luasan.
49. Apa yang dimaksud dengan kata majemuk
subordinatif ?
Jawab : Kata majemuk subordinatif adalah kata
majemuk yang dibangun dengan kata-kata yang tidak sejujur atau yang tidak sama
kategorinya.
50. Sebutkan satu contoh kata majemuk
subordinatif !
Jawab : Penyebarluasan berita mengenai
hasil-hasil pembangunan melalui surat-surat kabar sangat bermanfaat.
51. Apa yang dimaksud dengan kata majemuk
gabungan ?
Jawab : Kata majemuk gabung terdiri atas bentuk
bebas disertai gabungan berupa bentuk terikat (seperti antar, maha-nir, pasca,
sub, dan lain-lain).
52. Sebutkan jenis-jenis pronominal dan
numeralia !
Jawab : Jenis-jenis pronominal dan numeralia :
1) Pronomina persona
2) Pronomina penunjuk
3) Pronomina penanya
53. Sebutkan satu contoh kata majemuk
subordinatif !
Jawab : Contoh kata majemuk subordinatif :
Ani gelar kutu
buku oleh teman-temannya karena kegemarannya membaca buku luar biasa.
54. Sebutkan bentuk serangkai dengan bentuk
bebas berikutnya !
Jawab : Misalnya antarbangsa, mahasiswa,
nirakarsa, pasca sarjana, praduga, subbab, semifinal, dan swalayan.
55. Apa yang dimaksud dengan numeralia itu ?
Jawab : Numeralia atau kata bilangan ialah kata
yang dipakai untuk menghimpun banyaknya wujud (berupa orang, barang, atau
benda) dan konsep.
56. Tuliskan pronomina persona II !
Jawab : Pronomina persona II seperti, engkau,
anda (tunggal), kamu (jamak), dan kita (jamak persona I dan II).
57. Tuliskan pronominal persona II !
Jawab : Pronomina persona II seperti ia, dan dia,
beliau (tunggal), dan mereka (jamak).
58. Sebutkan tiga contoh pronominal persona !
Jawab : Tiga contoh pronominal persona yaitu :
1) Aku telah membaca buku itu sampai tamat
(aku, subjek pelaku)/
2) Buku itu telah kubaca sampai tamat (ku-,
pelengkap pelaku)
3) Pada waktu itu teman-teman tak berani
menggangguku (-ku, objek penderita).
59. Tuliskan salah satu conroh pronomina
penunjuk umum !
Jawab : Contoh kata :
Ini (berfungsi
sebagai subjek dan objek kalimat).
60. Tuliskan salah satu contoh pronomina
penunjuk sebagai atribut !
Jawab : Contoh kata :
Ini (berfungsi sebagai
penutup itu konstruksi grasa salah satu fungsi dalam kalimat).
61. Kapan pronomina penanya di pakai ?
Jawab : Pronomina
penyanya dipakai sebagai pemarkan pertanyaan, yaitu mengenai orang
siapa, benda apa, pilihan mana, waktu kapan, apabila, bimana, manakalah,
dimana, keadaan bagaimana dan terjadinya sesuatu mengapa.
61. Kapan numeralia atau kata bilangan dipakai ?
Jawab : Numeralia atau kata bilangan dipakai
sebagai Pembina nomina (kata benda) sehingga dalam perincian kata termasuk
dalam kategori nomina.
62. Apa yang dimaksud denga ajektiva ?
Jawab : Ajektiva atau kata sifat ialah kata yang
digunakan untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang binatang, atau benda.
64. Sebutkan jenis numeralia itu !
Jawab : Jenis numeralia yaitu :
1) Numeralia pokok tentu,
2) Numeralia pokok kolektif
3) Numeralia distributive
4) Numeralia pokok tak tentu.
65. Sebutkan ajektiva menurut bentuknya !
Jawab : Ajektiva menurut bentuknya terdiri atas
ajektiva asal, ajektiva turunan, dan ajektiva reduplikasi.
66. Apakah ajektiva asal itu ?
Jawab : Ajektiva asal ialah ajektiva yang berdiri
sendiri sebagai bentuk bebas.
67. Sebutkan bagian-bagian ajektiva asal !
Jawab : Bagian-bagian ajektiva asal misalnya,
pandai, anggun, mewah, merah, dan putih.
68. Tuliskan salah satu contoh ajektiva asal !
Jawab : Salah satu contoh ajektiva asal yaitu :
> Gadis yang berkebaya itu tampak anggun.
69. Apa yang dimaksud dengan ajektiva turunan ?
Jawab : Ajektiva turunan adalah ajektiva yang
disertai afiks.
70. Apa yang dimaksud dengan ajekitva
reduplikasi ?
Jawab : Ajektiva reduplikasi ialah ajektiva yang
mengalami pengulangan berupa ajektiva yang mengalami pengulangan berupa utuh
kata asal ataupun pengulangan disertai afiks.
71. Sebutkan bagian-bagian ajektiva reduplikasi
!
Jawab : Bagian-bagian ajektiva reduplikasi
misalnya, subur-subur, putih-putih, besar-besaran, sebaik-baiknya dan
sejauh-jauhnya.
72. Sebutkan salah satu contoh ajektiva
reduplikasi !
Jawab : salah satu contoh ajektiva reduplikasi
ialah :
> Tanaman
yang diberi pupuk itu subur-subur.
73. Adverbia atau biasa disebut !
Jawab : Adverbia atau biasa disebut kata
keterangan ialah kata yang member keterangan pada verba ajektiva dan nomina
predukatif atau kalimat.
74. Sebutkan jenis-jenis adverbial !
Jawab : Jenis-jenis adverbial yaitu :
1) Adverbia asal,
2) Adverbia turunan.
75. Sebutkan lima kata tugas yang dikelompokan !
Jawab : kata tugas dibagi menjadi lima kelompok
yaitu :
Proposisi,
konjungsi, interjeksi, artikel, dan partikel.
76. Apa yang dimaksud dengan proposisi ?
Jawab : Proposisi atau kata depan adalah kata
tugas sebagi unsur pembentuk frasa preposisional.
77. Sebutkan jenis-jenis preposisi !
Jawab : Jenis-jenis preposisi yaitu :
1) Bentuk asal,
2) Berbentuk turunan (berafiks)
3) Berbentuk gabungan kata.
78. Apa yang dimaksud dengan konjungsi ?
Jawab : Konjungsi atau kata sambung ialah kata
tugas yang menghubungakn dua klausa atau lebih.
79. Sebutkan jenis-jenis konjungsi !
Jawab : Jenis-jenis konjungsi yaitu :
1) Konjungsi koordinatif,
2) Konjungsi subordinatif,
3) Konjungsi .
80. Apa yang dimaksud dengan koordinatif ?
Jawab : Koordinatif yaitu konjungsi yang
menyatuhkan hubungan setara terdiri atas kata tugas dan menandai hubungan
menambah.
81. Apa yang dimaksud dengan konjungsi
subordinatif ?
Jawab : Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi
yang menyatakan hubungan bertingkat.
82. Apa yang dimaksud dengan interjeksi ?
Jawab : Interjeksi atau kata seru ialah kata
tugas yang mengungkapkan rasa hati manusia.
83. Sebutkan dua contoh interjeksi !
Jawab : Dua contoh interjeksi yaitu :
1) Alhamdulillah, pekerjaan ini dapat kita
selesaikan dengan baik tepat waktu.
2) Ayo, kita berangkat bersama-sama sekarang.
84. Apa yang dimaksud dengan artikel ?
Jawab : Artikel adalah kata tugas yang membatasi
makna jumlah nomina.
85. Sebutkan bagi partikel yang menyatakan
jumlah tunggal !
Jawab : Menyatakan jumlah tunggal :
> Seing, hang dang dan si (bagi yang
bermatabat tinggi)
86. Sebutkan interjeksi yang bernada positif !
Jawab : Interjeksi yang bernada positif yaitu :
> Aduhai, amboi, syukur, Alhamdulillah.
87. Sebutkan interjeksi yang bernada negative !
Jawab : Interjeksi yang bernada negative yaitu :
> Sialan, brensek, (tidak baku)
88. Apa yang dimaksud dengan partikel ?
Jawab : Partikel atau klitika penekan/penegas
terdiktas, lah, pun, lah dank ah.
89. Apa yang dimaksud dengan Konjungsi korelatif
?
Jawab : Konjungsi korelatif ialah konjungsi yang
menghubungkan dua kata frasa atau klausa yang memiliki status sintaksis yang
sama.
90. Tuliskan salah satu contoh konjungsi
korelatif !
Jawab : Salah satu contoh konjungsi korelatif
ialah :
Demikian tekun
dia belajar sehingga lupa mandi dan makan.
91. Apa yang dimaksud dengan konjungsi antar
kalimat ?
Jawab : Konjungsi antar kalimat menghubungkan
satu kalimat dengan kalimat lainnya.
92. Tuliskan bagian-bagian konjungsi antar
kalimat !
Jawab : Konjungsi antar kalimat terdiri atas
kata-kata seperti biarpun, kemudian, tambahan pula, bahwa, malahan, tetapi,
namun, dengan demikian, oleh, sebab itu dan sebelum itu.
93. Tuliskan bagian dalam kalimat bentuk meng- !
Jawab : menyerah, menyongsong, menyeruhi (kata
dasarnya diawali dengan fonem /s/ dan fonem tak bersuara /s/ itu luluh)_
94. Tuliskan bagian dalam bentuk menge- !
Jawab : Mengecat, mengeles, mengebom (kata dasar
terdiri atas satu suku kata)
95. Tuliskan bagian dalam bentuk me- !
Jawab : memasak, menanti, menyaji, menganga,
merasa, melihat, meyakini, mewisuda (kata dasar diawali dengan fonem /m/, /n/,
/nyi/. /ng/, /r/, /i/, /y/ dan /n/.
96. Tuliskan 3 contoh verba dengan gabungan
prefiks dan sufiks !
Jawab : 1) meng-
+ -kan > membacakan, menggerakkan, menantikan.
2) meng- + -i > merestui, mendekat merenungi.
3) per- + -i > perbaiki, penringati, perlengkapi.
97. Jelaskan pengertian kata majemuk nomina ?
Jawab : kata majemuk nomina adalah gabungan morfem
dengan kata atau kata dengan nomina yang menimbulkan pengertian baru atau
khusus, meliputi kata majemuk koordinatif, kata majemuk subordinatiff dan kata
majemuk gabungan.
98. Apa yang dimaksud dengan kata majemuk
koordinatif ?
Jawab : kata majemuk koordinatif adalah kata
majemuk yang dibangun dengan dua kata yang sejajar, seperti tanah air, darah
daging, sepak terjang, penyebarluasan, perkembangbiakan.
99. Tuliskan 2 contoh pronominal persona !
Jawab : 1. Aku
telah membaca buku itu sampai tamat (aku, subjek pelaku)
2. buku itu telah kubaca sampai tamat (ku-,
pelengkap pelaku)
100. Tuliskan 2 contoh partikel !
Jawab : 1. Dia
pun berangkatlah menuju kampong halamannya.
2. Apakah dayaku, aku hanya seorang yang tak
mampu.
Tugas Individu
MATA KULIAH
PENDIDIKAN
BAHASA INDONESIA
(MERESENSI BUKU BAHAN AJAR “DIKTAK”
DAN MEMBUAT SOAL TANYA JAWAB SEBANYAK SERATUS NOMOR)
OLEH :
NAMA : RANA
SUSILO SUSANTI
PRODY : BAHASA
INDONESIA
NIM : 313 118
SEMESTER : 1
(SATU)
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
BONE
No comments:
Post a Comment