Pengelolaan Hutan
Keberhasilan
Purworejo dalam mengelola hutan rakyat, mendapat pujian dari Menteri Kehutanan
RI , H Zulkifli Hasan SE MM. Keberhasilan tersebut agar
dicontoh daerah lain, bahkan luar Jawa. Karena dengan pengelolaan hutan rakyat
yang bagus, semua pihak akan diuntungkan, baik petani, pemerintah maupun
perusahaan.
Pernyataan
tersebut disampaikan Zulkifli Hasan, saat melakukan kunjungan kerja di pabrik
pengolahan kayu PT Indotama Purworejo, Sabtu (19/5). Zulkifli beserta isteri,
didampingi beberapa pejabat di jajarannya, diterima Bupati Purworejo Drs H
Mahsun Zain MAg beserta jajarannya, serta pimpinan PT Indotama Henri Utama.
Pada
kesempatan tersebut, Menteri Kehutanan menyerahkan secara simbolis bantuan
senilai Rp 2,5 milyar. Rinciannya, bantuan program Kebun Bibit Rakyat (KBR)
senilai Rp 2,4 milyar kepada 48 klomtan, masing-masing Rp 50 juta. Juga
diberikan bantuan langsung masyarakat (BLM) program pengembangan perhutanan
masyarakat pedesaan berbasis konservasi, kepada Pondok Pesantren Islahul
Muftadiin Desa Winong Kecamatan Kemiri dan Kelompok Tani Bangkit Desa
Karangluas Kecamatan Kemiri, masing-masing Rp 50 juta.
Selain
itu, juga diserahkan bibit tanaman kepada asosiasi petani hutan rakyat Desa
Tlogosono Kecamatan Gebang, pengelola pabrik minyak nyamplung Desa Patutrejo,
penyuluh kehutanan pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
(BPP-KT), dan SMA Darul Hikmah Kutoarjo.
“Saya
sangat bangga bisa datang ke Purworejo, ternyata Purworejo daerahnya penuh
dengan tanaman. Apalagi kedatangan saya disambut dengan kalimat yang sederhana
namun maknanya sangat tinggi yaitu nandur uwit panen duwit”. Kondisi
seperti ini perlu dicontoh daerah lain, bahkan kalau perlu akan saya
kampanyekan ke luar pulau Jawa,” katanya dengan mengucapkan kalimat berbahasa
Jawa yang sering salah-salah.
Dengan
menanam pohon, lanjutnya, semua pihak diuntungkan. Dengan menanam, berarti
petani bisa melakukan aktifitas. Pada saatnya nanti, mereka akan mendapatkan
uang hasil panen kayu. Pemerintah diuntungkan karena daerahnya menjadi hijau,
hutannya terjaga. Pihak perusahaan dapat beroperasi mendapatkan pasokan kayu
dari masyarakat, sementara hutannya tidak rusak. Dengan beroperasinya
perusahaan, akan menyerap tenaga kerja, berarti membuka lapangan kerja
“Apalagi
saya mendapat laporan dari pimpinan perusahaan, bahwa perusahan masih
menggunakan mesin yang sederhana. Perusahaan masih menggunakan prinsip padat
karya. Dengan mesin ini, disamping kualitas hasil tetap berkualitas, juga
banyak menyerap tenaga kerja,” katanya.
Untuk
mengembangkan pengelolaan hutan rakyat, pemerintah akan menyalurkan bantuan
kepada desa, tiap desa Rp 50 juta. Demikian juga bagi petani, apabila dalam
mengembangkan usahanya membutuhkan modal, petani bisa meminjam melalui Badan Layanan
Umum (BLU). Petani bisa mengembalikan pinjaman mulai tahun ke delapan, padahal
tanaman tertentu dapat dipanen pada umur lima
tahun. Atau bisa melalui kredit usaha rakyat (KUR).
Disisi
lain, ia mengakui di Indonesia masih ada tanah yang belum tertanami, sekitar 20-30 juta
hektar. Apabila pola di Pemkab Purworejo diterapkan di seluruh Indonesia , ia optimis selama 20-30 tahun kedepan, Indonesa akan
berhasil. Untuk itu, pihaknya butuh komitmen semua pihak.
Kepala
bidang Kehutanan pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Purworejo Ir Argo
Prasetyo, mengungkapkan bahwa kunjungan Menteri Kehutanan di PT
Indotama, karena perusahan tersebut telah menjalin kemitraan dengan asosiasi
pemilik hutan rakyat (APHR) “Purwo Lestari” Kecamatan Gebang. Asosiasi ini
memiliki wilayah kerja di enam desa, yaitu Desa Tlogosono, Redin, Wonotopo,
Bendosari, Sidoleren, dan Desa Salam. Sedangkan BLM tiap kelompok Rp 50 juta
yang diserahkan Menhut, akan dipergunakan untuk pengadaan pembibitan sebanyak
50.000 bibit tanaman. **
No comments:
Post a Comment