Tuesday, October 2, 2012

Menteri Kehutanan Kunjungi Wonogiri


Menteri Kehutanan Kunjungi Wonogiri
WONOGIRI - Pemerintah Kabupaten mendapat kehormatan menerima kunjungan kerja Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Zulkifli Hassan, SE, MM, dan Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia yang diwakili Deputi Koordinasi Bidang Ekonomi Makro dan Ekonomi Kementerian Perekonomian Bapak Erlangga Mantik, Jumat (4/2). Hadir pula Gubernur Propinsi Jawa Tengah yang diwakili, Sekretaris Daerah Propinsi   Jawa   Tengah Drs. Hadi Prabowo M.Si, serta pejabat Eselon I Kementerian Kehutanan RI. Setelah diterima secara resmi di Pendopo Rumah Dinas Bupati, Bupati Wonogiri H. Danar Rahmanto membawa membawa rombongan ke Desa Selopuro, Kecamatan Batuwarno, Wonogiri untuk mengetahui lebih dekat kondisi yang ada di Wonogiri.
Bupati menjelaskan bahwa sebagian besar rakyat Wonogiri adalah petani atau buruh tani. ”Karena itu konservasi tanah dan lahan sangat penting untuk dilakukan. Hal tersebut bisa ditempuh antara lain dengan selalu menjaga kelestarian hutan yang ada dengan pola pengaturan dan pengelolaan lahan dan hutan yang terprogram dan terencana dengan baik. Kesemuanya dapat berjalan lancar apabila didukung segenap elemen masyarakat yang ada, baik pemerintah, masyarakat, juga pihak-pihak yang terkait,” katanya. 
Luas lahan di Kabupaten Wonogiri terdapat 15 ribu hektar atau sekitar 8,4% hutan rakyat, 16 ribu hektar atau 8,9% hutan negara, dan tanah tegalan seluas 61 ribu hektar lebih atau 33,48%. ”Namun satu hal yang membanggakan, bahwa di Desa Selopuro dan Desa Sumberejo Kecamatan Batuwarno telah dibentuk Kelompok Tani Hutan Rakyat Sertifikasi, yang telah mampu membangun kesadaran warga masyarakat untuk turut serta mengelola hutan rakyat dengan baik, melalui program Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) sebagai salah satu model pengelolaan hutan di Indonesia,” imbuh Bupati. 
Dikatakan bahwa Kelompok Tani Hutan Rakyat Desa Selopuro dan Sumberejo telah mendapat sertifikasi PHBM, sehingga melalui pasokan produksi hutan mampu menembus pasar nasional dan internasional. Secara kasat mata, sertifikasi PHBM ini mampu memberikan nilai tambah yang luar biasa bagi produksi hutan rakyat. ”Bisa dikatakan peningkatan kesejahteraan rakyat melalui hutan rakyat telah kami rasakan.” 
Dari beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan model pengelolaan hutan PHBM, yang terpenting dan sangat mendasar, adalah proses konservasi hutan dan lahan telah tertanam menjadi kesadaran masyarakat, sehingga dapat diminimalkan efek berantai dari buruknya kerugian pengelolaan hutan. 
Menteri Kehutanan dalam sambutannya mengatakan bahwa sepanjang perjalanan keliling Wonogiri bersama rombongan, terkagum-kagum dengan apa yang dilakukan masyarakatnya. “Di Wonogiri tidak melihat lahan yang kosong, penuh tanaman dan gunung-gunung yang hijau. Masyarakat demikian merupakan masyarakat ideal. Terimakasih pasa masyarakat Wonogiri yang telah menjaga kelestarian alam dengan baik,” katanya.
Menteri berpesan agar masyarakat Wonogiri menjaga lingkungan ada tidak tejadi dampak-dampak negatif lingkungan. Wonogiri adalah hulu Bengawan Solo, sehingga punya peranan penting bagi masyarakat di sekitar hulu sungai yang dilewati aliran sungai Bengawan Solo.
Dalam kesempatan tersebut, diserahkan pula bantuan Kebun Bibit Rakyat (KBR) senilai Rp 1,3 M dari Kementerian Kehutanan kepada Bupati Wonogiri, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank negeri maupun swasta pada UMKM-UMKM yang ada di Kabupaten Wonogiri, dan bibit tanaman secara simbolis. “Sejumlah 293 desa yang ada di Wonogiri semua mendapat bantuan kebun bibit rakyat senilai 1,3 M tersebut. Per desa atau kelompok memperoleh Rp 50 juta rupiah,” kata Menteri.

No comments:

Post a Comment