Mengutip perkataan dari Harun Yahya yang
berisi pembantahan terhadap teori evolusi yang dikemukakan oleh Darwin . Harun
Yahya berkata “Bagaimana mungkin
molekul-molekul di alam ini secara tiba-tiba membentuk makhluk hidup? Dimulai
makhluk hidup bersel satu hingga kemudian bersel banyak dan tersusun begitu
sempurnanya sehingga ia bisa survive di alam ini? Dengan begitu kompleksnya susunan
makhluk hidup, maka tidak mungkin semuanya terjadi dengan sendirinya. Hal ini
dapat disetarakan dengan melempar berbagai logam dari langit kemudian
logam-logam tersebut dengan sendirinya membentuk pesawat Boeing 737 ketika
sampai di darat.” Namun, argumen tersebut sepertinya terdapat sedikit
kekurangan karena menurut teori evolusi, evolusi tersebut tidak bekerja secara total random seperti yang dikatakan oleh argumen Harun
Yahya .
Evolusi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
perubahan yang dapat juga disebut sebagai mutasi atau sejenisnya, replikasi,
dan seleksi. Dari ketiga proses utama tersebut, yang bekerja secara random
adalah proses perubahan atau mutasi. Dalam proses ini terjadi perubahan kode
genetik secara acak, karena itu peluang terjadinya mutasi adalahtotal
random. Proses replikasi adalah proses
pembentukan yang bekerja berdasarkan pada kode genetik. Dan proses terakhir,
yaitu seleksi alam, adalah proses yang membuktikan bahwa evolusi terjadi secara totol random.
Pada proses seleksi alam, tidak semua makhluk
hidup yang mengalami perubahan dapat bertahan hidup dan mempunya keturunan.
Sehingga kita dapat memutus peluang terjadinya mutasi dari keturunan makhluk
hidup yang tidak dapat bertahan hidup tersebut. Pemutusan peluang terjadinya
mutasi pada seleksi alam tersebut yang menyebabkan evolusi tidak terjadi secara
total random. Oleh karena itu, dikenal istilah, “Random
mutation followed by non-random selection” dalam teori evolusi.
Kita dapat menganalogikan peluang terjadinya
evolusi ini dalam peluang munculnya jenis kartu tertentu dalam kartu remi.
Untuk pertama, saya analogikan argumen dari Harun Yahya yang menetang teori
evolusi Darwinian . Kemudian saya lanjutkan dengan
menganalogikan proses terjadinya evolusi menurut Charles Darwin.
A. Analogi terhadap argumen harun yahya
Saya akan menganalogikan proses pemikiran terhadap argumen yang
dilontarkan oleh Harun yahya dalam beberapa langkah:
1. Ambil kartu remi tang terdiri dari 13 kart
hati, 13 kartu keriting, 13 kartu as dan 13 kartu wajik
2. Peluang terjadinya kartu tersebut memiliki
urutan kemunculan : hati, as, keriting, wajik dengan kemunculan setiap jenis kartu
juga berurut dengan urutan : as, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, J, Q, K. ( hal ini
dianalogikan dengan peluang terjadinya evolusi)
3. Kita dapat menghitung peluang terjadinya
kemunculan kartu berurut tersebut 1/ 52!
Dapat kita lihat, peluang
terjadinya kartu tersebut sangat kecil. Jika kita menghitung peluang terjadinya
evolusi dengan cara seperti itu, maka argumen yang diutarakan oleh Harun Yahya
boleh jadi mempunyai kemungkinan benar yang besar.
B. Analogi terhadap teori evolusi
Saya juga akan menganalogikan teori evolusi dengan prinsip random mutation followed by non-random
selection dalam beberapa langkah:
1. Tentukan letak seluruh kartu remi, sehingga
terdapat 52 wilayah yang akan ditempatkan oleh kartu-kartu yang berbeda
2. Kocok seluruh kartu remi
3. Jajarkan kartu yang telah dikocok ke wilayah
yang telah disediakan ( penempatan kartu terjadi secara acak, sehingga tidak
berdasarkan pada wilayah yang telah ditentukan)
4. Kartu yang telah menempati tempat yang benar
dikeluarkan dari tumpukan kartu
5. Sisa kartu setelah kartu yang menepati tempat
yang benar dikeluarkan, dikocok kembali. Begitu terus sampai seluruh kartu
menempati tempat yang benar
Agar lebih mudah, saya akan
mencontohkan percobaan yang telah saya kerjakan :
1. Setelah letak wilayah setiap kartu remi
ditentukan dan kartu remi dikocok lalu dijejerkan, terdapat 8 kartu yang
menempati tempat yang tepat, sehingga delapan kartu tersebut saya ambil.
2. Sisa kartu yang berjumlah 44 kartu saya kocok
lalu saya jajarkan, dalam penjajaran kedua ini, terdapat 5 kartu yang menempati
tempat yang tepat, sehingga kartu tersebut saya ambil.
3. Sisa kartu yang berjumlah 39 kartu saya kocok
lalu saya jajarkan, dalam penjajaran kedua ini, terdapat 2 kartu yang menempati
tempat yang tepat, sehingga kartu tersebut saya ambil.
4. Sisa kartu yang berjumlah 37 kartu saya kocok
lalu saya jajarkan, dalam penjajaran kedua ini, terdapat 6 kartu yang menempati
tempat yang tepat, sehingga kartu tersebut saya ambil.
5. Sisa kartu yang berjumlah 31 kartu saya kocok
lalu saya jajarkan, dalam penjajaran kedua ini, terdapat 5 kartu yang menempati
tempat yang tepat, sehingga kartu tersebut saya ambil.
6. Sisa kartu yang berjumlah 26 kartu saya kocok
lalu saya jajarkan, dalam penjajaran kedua ini, terdapat 4 kartu yang menempati
tempat yang tepat, sehingga kartu tersebut saya ambil.
7. Sisa kartu yang berjumlah 22 kartu saya kocok
lalu saya jajarkan, dalam penjajaran kedua ini, terdapat 7 kartu yang menempati
tempat yang tepat, sehingga kartu tersebut saya ambil.
8. Sisa kartu yang berjumlah 15 kartu saya kocok
lalu saya jajarkan, dalam penjajaran kedua ini, terdapat 3 kartu yang menempati
tempat yang tepat, sehingga kartu tersebut saya ambil.
9. Sisa kartu yang berjumlah 12 kartu saya kocok
lalu saya jajarkan, dalam penjajaran kedua ini, terdapat 3 kartu yang menempati tempat
yang tepat, sehingga kartu tersebut saya ambil.
10. Sisa kartu yang berjumlah 9 kartu saya kocok
lalu saya jajarkan, dalam penjajaran kedua ini, terdapat 1 kartu yang menempati
tempat yang tepat, sehingga kartu tersebut saya ambil.
11. Sisa kartu yang berjumlah 8 kartu saya kocok
lalu saya jajarkan, dalam penjajaran kedua ini, terdapat 2 kartu yang menempati
tempat yang tepat, sehingga kartu tersebut saya ambil.
12. Sisa kartu yang berjumlah 6 kartu saya kocok
lalu saya jajarkan, dalam penjajaran kedua ini, terdapat 3 kartu yang menempati
tempat yang tepat, sehingga kartu tersebut saya ambil.
13. Sisa kartu yang berjumlah 3 kartu saya kocok
lalu saya jajarkan, dalam penjajaran kedua ini, terdapat 3 kartu yang menempati
tempat yang tepat, sehingga kartu tersebut saya ambil.
14. Sisa kartu yang ada alah 0, sehingga percobaan
ini saya hentikan
15. Sehingga kita dapat menghitung terjadinya
peluang dalam percobaan saya adalah 1/13
Dalam percobaan ini, jika dianalogikan dalam teori evolusi, dapat
dilakukan dengan sangat sedikit. Jadi, teori evolusi ini dapat mungkin terjadi
karena kemungkinan terjadinya evolusi tidak seperti yang terdapat dalam argumen
Harun Yahya.
Percobaan yang kita lakukan dapat pula menghasilkan kasus kartu
yang tidak menempati tempat yang ditentukan sama sekali. Perbedaan signifikan
pada analogi argumen Harun Yahya yang membantah evolusi dan teori evolusi
sendiri terletak pada kartu yang diambil pada percobaan. Kartu yang tidak
diikutsertakan kembali dalam pengocokan ini dapat kita analogikan sebagai
seleksi alam. Sehingga, evolusi bukanlah sebuah kejadian yang total random.
No comments:
Post a Comment